Sejarah Perkembangan Masyarakat

Berkembangnya marsyarakat bukan karena kekuatan yang berada diluar masyarakat, tetapi di dalam kekuatan masyarakat itu sendiri, yaitu bahwa manusia pembuat sejarah mereka sendiri. Tapi dasar syarat materiil objektif yang mereka warisi dari abad yang silam

MEMPERINGATI HARI LAHIR PANCASILA

Pada tanggal 1 juni 2016 tepatnya hari lahir “Pancasila” yang ke-71 Mahasiswa yang tergabung dalam Organisasi Satuan Pelajar Siswa dan Mahasiswa Pemuda Pancasila (SAPMA PP) Komisariat Untirta menggelar Aksi di depan kampus A Untirta Serang-Banten

SEJARAH PANCASILA

Soekarno memberi nama dasar negara ini dengan pancasila. Dan pada saat yang bersamaan soekarno mengemukakan pendapat ”Jika pancasila terlalu banyak maka saya bisa memerasnya menjadi trisila” dan isi trisila tersebut ialah :

Senin, 15 Agustus 2016

Sejarah Perkembangan Masyarakat

A. Pendahuluan
Untuk dapat hidup manusia harus melakukan kerja produksi untuk memenuhi kebutuhan dasar. Berkembangnya marsyarakat bukan karena kekuatan yang berada diluar masyarakat, tetapi di dalam kekuatan masyarakat itu sendiri, yaitu bahwa manusia pembuat sejarah mereka sendiri. Tapi dasar syarat materiil objektif yang mereka warisi dari abad yang silam. Diantara syarat materiil masyarakat, materiil yang di perlukan bagi kehidupan manusia, merupakan syarat yang menentukan. Sudah tentu faktor materiil lain seperti geografi, iklim, kepadatan penduduk dll.
Mempunyai pengaruh dalam kehidupan masyarakat, tapi faktor ini tidak merupakan hal yang mendasar sebagai proses perkembangan masyarakat. Berbagai sistem masyarakat bisa terdapat dalam keadaan geografi, iklim, ataupun kepadatan yang sama. Tapi faktor yang primer bagi kelangsungan hidup masyarakatialah kegiatan bekerja manusia untuk menghasilkan barang keperluan hidupnya. Artinya manusia harus berproduksi. Sebagai mana diakatan Engles, yaitu: manusia harus lebih dulu makan, minum, mempunyai perumahan dan pakaian sebelum mengusahakan politik, ilmu, kesenian, agama, dsb. Tanpa kegiatan produksi itu, setiap masyarakat akan binasa, betapa tinggipun perkembangan intelektual yang sudah dicapai dalam masyarakat itu.

1. Komunal primitif
Komunal berasal Bahasa Yunani yaitu komune yang artinya kelompok dan primitf yang artinya kuno atau jaman batu. Masyarakat komunal primitif ialah Masyarakat yang pertama-tama lahir didunia dalam sejarah perkembangan masyarakat. Disebut masyarakat komunal primitif karena sistem ekonominya bersifat komunal dan alat kerjanya masih primitif. Sistem ekonomi komunal primitif ialah sistem ekonomi yang alat produksinya milik komune, tujuan produksinya untuk kepentingan komune, dan hasil produksinya dibagi menurut kebutuhan masing-masing anggota komune. Dalam masyarakat komunal primitif, manusia pada mulanya hidup secara nomaad, yaitu hidup bergerombol dan berpindah-pindah, mengembara dari satu ke lain tempat. Tidak menetap di satu tempat. Tempat-tempat pengembaraan atau tempat tujuannya ialah tempat-tempat yang terdapat makanan, yaitu buah-buahan dan binatang. Mereka berada di satu tempat hanya selama di situ masih ada dan cukup makan. Kemudian pindah sesudah makanan di tempat itu habis atau tidak cukup, dan ditinggalkan begitu saja.Taraf hidup ekonomi mereka baru pada tingkat mencari yang sudah ada. Belum sampai pada tingkat memproduksi untuk mencukupi keperluannya.
Dalam hidup bergerombol, mereka hidup bersama mencari makan bersama, berburu bersama. Mengumpulkan buah-buahan bersama, hasilnya sebagai milik bersama, dan dibagi bersama sesuai dengan kebutuhan masing-masing.Alat kerja nya pun masih primitif masih menggunakan batu untuk mencari makanan yang terdapat pada alam dan tenaga kerjanya pun komuneitu sendiri. Dengan begitu berlangsung hubungan produksi kerjasama yang hasilnya untuk kepentingan bersama segerombolan. Gerombolan-gerombolan pengembara antara yang satu dengan yang lain tidak ada dan tidak mempunyai saling hubungan. Masing-masing hidup sendiri-sendiri. Bila sering bertemu, timbul perkelahian berebut daerah makanan. Gerombolan yang menang, mengusai daerah yang dikehendaki. Sedang yang kalah, pergi meninggalkan daerah-daerah itu atau ditawan. Mereka yang kena ditawan, biasanya lalu dibunuh karena dianggap hanya akan menambah beban hidup gerombolan yang bisa memberatkan.
Gerombolan makin lama makin bertambah besar. Hidup mengembara menjadi bertambah tidak praktis. Lalu timbul usaha untuk hidup menetap. Keadaan dan kehidupan masyarakat menjadi berubah. Gerombolan yang hidup mengembara menjadi gerombolan/kelompok yang hidup menetap. Keadaan dan kondisi kelompok (komune) menjadi berubah didalam kelompok mulai berlangsung kehidupan berumah tangga, pekerjaan dibagi dengan keadaan dan kemampuan tenaga kerja. Wanita dengan keadaan dan kemampuan menjadi pengurus keluarga dan bercocok tanam, sedangkan laki-laki berburu, mencari ikan atau buah-buahan. alat kerja dimiliki bersama dan digunakan secara bersama karena kehidupan komune memnuhi kebutuhan (Makan) dengan cara mencari sama-sama dan menbagikan nya sesuai dengan  kebutuhan.Kehidupan ekonomi komune bersumber dari hasil kerja cocok tanam dan dari perburuan. Wanita bekerja bercocok tanam mempunyai hasil hasil secara tetap dan bisa mencukupi kebutuhan komune, sedang laki-laki berburu, hasilnya tidak menetu. Dengan begitu, pekerjaan wanita, yaitu pekerjaan bercocok tanam mempunyai peranan yang penting dan pengaruh yang besar dalam kehidupan ekonomi komune dan dalam kehidupan kelompok daripada pekerjaan laki-laki, yaitu berburu. Itu berarti bahwa wanita memegang peranan penting dalam kehidupan ekonomi komune dan membawa pengaruh yang besar dalam kehidupan kelompok daripada laki-laki. Peranan penting wanita dalam kehidupan komune komune dan berpengaruh besar dalam kehidupan gen, itu membawa wanita juga berperanan dan berpengaruh dalam kehidupan keluarga. Dari itu berlaku sistem matrialchal dalam hubungan keluarga, yaitu garis keturunan menurut darah ibu, yang itu menunjukan dan berarti bahwa wanita mempunyai kekuasaan yanglebih dari pada laki-laki dalam hubungan keluarga.
Laki-laki disamping berburu, di kelompok atau dirumah juga membantu pekerjaan wanita dengan ikut bercocok tanam, kecuali itu juga memelihara sementara binatang hasil buruan sebagai usaha beternak. Pekerjaan laki-laki demikian itu menambah hasil produksi keperluan pangan. Peranan dan hasilnya tampak mengimbangi peranan dan pekerjaan hasil pekerjaan wanita. Bahkan kemudian menjadi lebih besar. Sejalan denagn itu pengaruh peranan kekuasaan ekonomi dalam kelompok berangsur-angsur beralih ketangan laki-laki dan menimbulakan pula perubahan dalam sistem hubungan keluarga. Sistem matrialchal berubah menjadi sistem patrialchal, yaitu garis keturunan menurut darah ayah.
Dengan perubahan itu tercatat dua peristiwa penting dalam sejarah. Pertama, peranan dalam ekonomi beserta perubahannya membawa dan menentukan peranan dalam hubuingan sosial atau sistem sosial. Kedua, tidak selalu atau tidak selamanya peranan perempuan dibawah peranan laki-laki. Tidak selalu atau tidak selamanya peranan dan “kekuasaan” ekonomi rumah tangga ataupun masyarakat berada di tangan laki-laki tapi pernah juga ditangan perempuan.
Berkembangnya cocok tanam merubah praktek produksi masyarakat. Masing-masing komune memeliki jenis cocok tanam atau usaha produksi sendiri. Di pedalaman, bersandar pada hasil cocok tanam daratan, sementara dipesisir pada hasil-hasil laut dan pernak pernik seperti kerang. Terkadang diadakan barter antara mereka yang diperdalaman dan dipesisir inilah pertama terjadinya tukar menukar barang produksi atau yang di sebut dengan barter dalam sejarah perkembangan masyarakat.
Meningkatnya jumlah komune yang kemudian menuntu masing-masing komune untuk menunjuk salah satu wakil komune yang kemudian diangkat menjadi kepala suku. Kepala suku ini lah yang kemudian menjalankan praktek barter dan pengumpulan hasil produksidari anggota komune. Inilah yang mengawali penumpukan hasil produksi pada segelintir orang. Kepala suku pun membentuk aparat penjaga.
Berkembangnya temuan seperti api dan logam di masa komune primitif, telah mengembangkan kemampuan masyarakat ketika itu untuk melahirkan tombak dan sejenisnya sebagai alat kerja yang membuat komune menghasilkan lebih banyak hasil produksi. Peran kepala suku kemudian beralih menjadi penumpukan kekayaan dikarenakan pelonjakan bahan produksi yang di produksi oleh komune yang diakibatkan oleh penemuan alat kerja baru dan memaksa anggota komune menyerahkan miliknya kepada kepala suku. Jika tidak kepala suku akan menindas melalui aparat penjaga dan aparat bersenjata.
Kebutuhan akan produksi yang meninggi, juga memaksa terjadinya persaingan anatara komune atau suku. Terjadilah perang dan komune/suku yang kalah perang ditawan dan dipaksa bekerja atau dijadikan alat kerja alias budak untuk menghasilkan produksi bagi komune/suku yang menang serta daerah komune yang kalah dikuasai oleh komune yang menang. Dengan demikian corak produksi komunal primitif hancur digantikan dengan corak produksi baru yang keadaan masyarakatnya didasarkan pada penindasan klas yang lemah dengan klas yang kuat yang diakibatkan peperangan dan yang menang dalam hal ini menjadi pemilik budak dan yang kalah dalam hal ini menjadi budak. Dan keadaan masyarakat ini disebut dengan masa kepemilikan budak.

2. Perbudakan/Kepemilikan Budak
Hancurnya hubungan produksi dan masyarakat komunal primitif diganti dengan terbentuknya hubungan produksi dan masyarakat pemilikan budak yang didalamnya ketua-ketua suku/kelompok menjadi tuan-tuan budak, orang-orang yang di taklukan dan orang-orang lemah menjadi budak. Sedang keluarga tuan budak dan lain-lain sebagai orang-orang merdeka. Tuan-tuan budak melengkapi dirinya dengan mengangkat aparat senjata menjadi tukang-tukang pukul untuk menghadapi perlawanan budak-budaknya, dan aparat penjagamenjadi mandor-mandor untuk mengawasi kerja budak-budaknya itu. Tukang pukul dan mandor itu pada hakekatnya sama.
Sistem ekonomi pokok komunal primitif ialah pemilikan bersama atas alat produksi dan kerja bersama untuk kepentingan bersama, hasil kerja untuk keperluan bersama atas pembagian menurut kebutuhan. Sedang ekonomi pokok pemilikan budak ialah pemilikan budak oleh tuan budak dan kerja budak untuk kepentingan tuan budak. Budak milik sepenuhnya tuan budak. Tidak hanya tenaga kerjanya, tetapi juga manusianya itu sendiri menjadi milik tuan budak. Karena itu budak tidak hanya boleh dijual, tetapi juga boleh dibunuh oleh tuan budak.
Budak adalah alat kerja yang bernyawa milik tuan budak. Budak hanya menerima sekedar kebutuhan makan atas tanggungan tuan budakuntuk tidak mati dan supaya bisa terus bekerja untuk tuan budak. Budak sama sekali tidak mempunyai kemerdekaan hidup. Hidupnya sepenuhnya menjadi milik dan dikuasai oleh tuan budak untuk kepentingan tuan budak. Budak yang tidak ubahnya sebagai barang milik tuan budak merupakan kekayaan dan sebagainya ukuran kekayaan tuan budak. Kekayaan tuan budak diukur dari banyak-sedikitnya jumlah budak yang dimiliki serta kualitas atau keadaan budak-budaknya itu. Budak laki-laki dan muda perkasa nilainya lebih tinggi dari pada budak perempuan dan anak-anak. Budak yang sudak tidak berguana atau sudah kurang dayagunanya, kurang produktif kerjanya dan sebagainya. Dijual atau dibunuh oleh tuan budak supaya tidak menjadi beban yang memberatkan tanggungan tuan budak.
Budak sebagai alat kerja boleh dipakai atau dibuang, dijual atau ditukarkan. Maka dipelihara baik-baik kalau diperlukan atau dihancurkan sama sekali yaitu dibunuh kalau sudah tidak diperlukan. Itu terserah sepenuhnya pada tuan budak. Tuan budak merampas dan memiliki sepenuhnya hasil kerja budak-budaknya. Tuan budak sendiri lepas sama sekali dari proses produksi atau sama sekali tidak melakukan kerja produksi. Kerja budak sepenuhnya atas kehendak tuan budak. Tidak ada batas waktu jam kerja. Mereka bekerja dibawah ancaman cambuk dan pukulan mandor dan tukang pukul yang mengawasi pekerjaannya.
Setelah terjadi pengekploitasian secara berlebihan oleh tuan budak terhadap sibudak yang membuat budak timbul sifat perlawanan untuk melawan ketidakadilan yang didapatkan oleh budak yang akhirnya kepentingan tuan-tuan budak untuk lebih meguasai budak-budak ini membuat pemikiran pada tuan-tuan budak untuk membuat sebuah organisasi yang disebut negara untuk menjaga dan melancarkan kepentingan tuan budak untuk tetap bisa mengekploitasi serta mendapatkan keuntungan/nilai lebih dari hasil produksi yang di lakukan budak-budak.
Penindasan yang luar biasa yang dihadapi budak menyebabkan melemahnya tenaga sibudak dan berpengaruh pada hasil produksi (Hasil Produksinya Berkurang) dan meledaknya pembrontakan budak kepada situan dimana-mana.
Untuk mendapatkan produksi yang banyak si tuan mencari celah dengan cara membebaskan budak, untuk itu status budak dilepaskan, serta ditemukan teknik baru dalam bercocok tanam yang menetapselanjutnya budak diberi tanah garapan yang akan digarap sendiri oleh mereka, tetapi hasilnya harus tetap diserahkan kepada sipemilik tanah, tanah itu sendiri tetap menjadi si pemilik tuan budak yang sekarang berganti statusnya menjadi tuan tanah (feodal). Dengan demikian perubahan hubugan produksi baru dalam masyarakat, yaitu hubungan produksi anatar tuan tanah (feodal) dengan hamba tani. Inilah yang menandai lahirnya corak produksi feodalisme dalam masyarakat.

3. Feodalisme
Hubungan produksi feodal terbentuk dan berlangsung sesuai dengan tuntutan perkembangan tenaga produktif sesuai bagi kelonggaran geraknya. Sebagaiman budak yang merupakan tenaga kerja sebagai unsur tenaga produktif telah mendapat kebebasan dan kemerdekaan sesuai dengan tuntutannya. Budak yang kemudian menjadi tani hamba dalam hubungan produksi feodal, pada hakekatnya juga budak. Tapi bukan lagi budak yang boleh dibunuh dan dijual belikan seperti pada jaman pemilikan budak. Tani hamba bukan budak yang diikat dengan rantai dikakinya pada waktu sedang bekerja seperti pada jaman pemilikan budak. Tapi tani hamba adalah budak yang hidupnya diikat erat-erat dengan tanah garapan milik tuan feodal. Tani hamba menjadi sangat sulit untuk bisa melepaskan diri dari ikatan tanah garapannya. Mereka sangat takut dan tidak berani begitu saja meninggalkan tanah garapannya. Yang mengikat hidupnya sangat erat. Bagi tani hamba meninggalkan dan melepaskan diri dari ikatan tanah garapannya berarti kehilangan sumber pangan atau suber hidup, yang itu berarti mati. Karena mereka tidak punya tanah milik untuk digarap sebagai sumber pangan atau sumber hidupnya.
Berhubung dengan itu tani hamba terpaksa hanya tunduk dan menurut saja ikut ditukar (barter) bersama tanah garapannya bila tanah garapannya ituditukar (barter) oleh tuan feodalnya. Mereka ikut berpindah tangan bersama tanah garapannya dan menjadi tani hamba bersama tuan feodal yang baru bila tanah garapannya itu ditukar (barter) oleh tuan feodalnya kepada tuan feodal yang lain. Kemudian sesudah berpindah tangan menjadi tani hamba pada tuan feodal yang baru, merekapun harus tunduk dan menurut saja pada ketentuan-ketentuan dari tuan feodalnya yang baru itu.
Dengan kedudukannya yang demikian itu maka pada hakekatnya tani hamba adalah manusia setengah budak, yaitu manusia yang sudah tidak boleh dibunuh, tetapi masih bisa di ditukar (barter) bersama tanah garapannya. Dengan begitu tani hamba adalah manusia yang belum sepenuhnya bebas dan merdeka karena hidupnya masih terikat dan tergantung pada tanah garapan milik tuan feodal serta tunduk pada ketentuan-ketentuan dibawah penindasan dan penghisapan tuan feodal. Walau demikian itu kedudukan dan keadaannya, tetapi tani hamba sebagai tenaga kerja dan unsur tenaga produktif merasa masih lebih baik dari pada kedudukan dan keadaan budak dalam hubungan produksi pemilikan budak. Memang tani hamba masih bekerja beratdan waktu kerjanyapun panjang, tapi juga masih ringan dan ada kelonggaran bila dibanding dengan kerja budak.
Sistem ekonomi pokok feodalisme ialah pemilikan tanah oleh tuan feodal dan kerja tani hamba dalam ikatan tanah garapan milik tuan feodal dibawah syarat ketentuan dan kepentingan tuan feodal. Tanah-tanah dikuasai dan merupakan milik tuan feodal. Diatas tanah itulah tani hamba bekerja, hidup diikat dengan tanah garapannya oleh tuan feodal atas dasar ketentuan dan kepentingan tuan feodal. Tuan feodal kecuali pemilik dan penguasa tanah, juga penguasa dan pengendali pemerintahan negara. Dengan kekuasaannya itu tuan feodal menindas dan menghisap tani hamba serta menjaga keselamatan pemilikannya atas tanah dan kelangsungan penguasannya atas tanahnya itu sebagai sumber pokok dan utama bagi pangan, kekayaan, dan modal pemerintahan. Dengan begitu tani hamba benar-benar sangat sulit bisa hidup lepas dari ikatan penindasan dan penghisapan dalam hubungan produksi feodalisme. Tani hamba mengalami berbagai macam bentuk penindasan dan penghisapan feodalisme. Mereka bekerja menggarap tanah dengan hasilnya sebagian sangat besar untuk tuan feodal, dan hanya sebagian sangat kecil untuk dirinya sendiri. Mereka bekerja di dua tempat atau di dua bagian tanah, yaitu diatas tanah tuan feodal dan diatas tanah garapannya sendiri. Untuk itu, waktu kerja mereka di bagi. Berapa hari dalam satu minggu atau berapa minggu dalam satu bulan, dan sebagainya.
Dan pada masa feodalisme (tuan tanah) dilakukanlah barter bahan produksi dari tuan tanah yang satu dengan tuan tanah yang lain dan hamba tani yang berfikiran ingin mendapatkan penghasilan lebih banyak untuk memenuhi kebutuhannya dengan menawarkam diri sebagai perantara penukaran barang produksi jadi yang dimiliki tuan tanah kepada tuan tanah yang lain dan menimbulkan sifat penimbunan barang produksi pada hamba tani yang melakukan penukaran barang tersebut untuk mendapatkan keuntungan yang kemudian menjadikan modal awal untuk berdagang. Dari hal tersebut tuan tuan tanah mulai menyadari bahwa bahan produksi yang ditukar tidak sesuai maka dari itu tuan tuan tanah membuat kesepakatan untuk menciptakan alat tukar baru, yaitu uang agar tidak lagi terjadi kerugian terhadap tuan-tuan tanah.
Yang pada akhirnya hamba tani ini menjadi borjuasi-borjuasi, hamba tani disebut borjuasi-borjuasi dikarenakan mereka membuat gilde (rumah tangga industri) mereka bisa membuat gilde karena merekan mendapatkan hasil dari berdagang, akan tetapi setelah mereka membuat gilde (rumah tangga industri) para borjuasi-borjuasi ini di tarik pajak oleh para feodal atau raja-raja/tuan tanah. Inilah sebuah embrio yang nantinya melahirkan sistem ekonomi kapitalismedan timbulah 2 revolusi besar dalam sejarah perkembangan manusia, yaitu Revolusi Inggris 1769 yang disebut sebagai revolusi industri penemuan mesin uap oleh James Watt. Revolusi Perancis (1781-1891) yang membuat suatu perubahan feodal-feodal runtuh oleh para kaum-kaum borjuasi.
Setelah ditemukan benua-benua baru oleh bangsa-bangsa biru/eropa dengan melalui perdagangan yang akhirnya membuat bangsa-bangsa biru/eropa mempunyai tujuan 3G (Gold, Glory, Gospel) terhadap bangsa-bangsa asia, afrika dan amerika. Setelah mempunyai gilde dan menemukan benua-benua baru. Para borjuasi akhirnya mulai mengekploitasi bangsa-bangsa asia, afrika dan amerika karena ditemukan nya alat produksi baru. Dan mereka memakai cara-cara kapital, yaitueksploitasi, akumulasi dan ekspansi. Yang akhirnya merubah hubungan produksi atau corak produksi yang tadinya feodalisme menjadi kapitalisme karena perkembangan alat produksi dan revolusi yang terjadi di inggris dan perancis.
4. Kapitalisme
Masyarakat kapitalis lahir dengan berlangsungnya ekonomi kapitalis yang faktor-faktornya sudah terkandung didalam masyarakat feodal. Faktor-faktor ekonomi kapitalis timbul dan berkembangan didalam masyarakat feodal dimulai dari timbulnya perdagangan dan ekonomi pasar yang berlangsung disamping ekonomi feodal. Ekonomi kapitalis telah menghancurkan dan menggantikan ekonomi feodal.
Sistem ekonomi pokok kapitalis ialah pemilikan perorangan oleh kapitalis atas alat produksi dan kerja klas buruh dibawah ikatan kepentingan kapitalis. Sifat ekonomi kapitalis adalah ekonomi barang dagangan, yaitu memproduksi barang untuk kepentingan pasar atau untuk dijual sebagai jalan untuk mendapatkan keuntungan. Karena itu, masyarakat kapitalis adalah masyarakat barang dagangan. Artinya, dalam masyarakat kapitalis, semua menjadi barang dagangan. Termasuk tenaga kerja buruhpun menjadi sebagai barang dangan yang dijual belikan dipasar. Pasar adalah tempat penawaran dan permintaan atau tempat jual beli barang dagangan.
Masyarakat kapitalis adalah masyarakat penghisapan kaum kapitalis atas kerja kaum buruh atau masyrakat kapital yang menghisap darah manusia dan masyarakat uang yang menimbun kekayaan serta masyarakat barang dagangan yang mengejar keuntungan. Kapital, uang dan barang dagangan itu bergerak dari nafas penghisapan atas kerja kaum buruh. Ketiga-tiganya meruppakan tiga serangkai yang mempunyai peranan penting dalam gerak masyarakat dan kehidupan kapitalis yang hidup dari nafas penghisapan atas kerja kaum buruh. Sebab kapitalis dan kapitalisme tidak bisa hidup menghisap tanpa kapital dan tanpa peranan uang serta produksi barang dagangan. Penghisapan kapitalis atas tenaga kerja dan hasil kerja kaum buruh begitu halus, melalui jalan yang sangat berliku-liku dengan cara-cara yang rumit, sangat terselubung dan penuh rahasia. Demikian itu penghisapan kaitalis atas buruh menjadi sangat tidak kentara. Begitu tidak kentaranya sampai bisa tidak dimengerti dan tidak terasa oleh kaum buruh bahwa sesungguhnya mereka itu hidup bekerja didalam cengkeraman dan dibawah penghisapan kapitalis.
Penghisapan kapitalis yang demikian itu menampakkan diri dengan berbagai macam bentuk yang mengandung sangat banyak persoalan. Persoalannya begitu banyak dan tidak sederhana hingga tidak mudah bisa dimengerti begitu saja, baik oleh kaum buruh yang terhisap maupun oleh mereka yang menangkap gejalanya.
Cara yang dilakukan pemodal dengan menghisap tenaga kerja buruh untuk nilai lebih dengan sistem monopoli pasar atau neoliberalisme (Pasar Bebas) agar terciptanya pasar yang luas karena sistem ekonomi kapitalis melanggengka sistem penghisapannya lewat sistem negara atau kebijakan negara/aparatur ideologis untuk menciptakan tenaga kerja yang murah, sumber daya alam yang melimpah dan pasar yang luas sehingga sistem ekonomi kapitalis dapat terus hidup dari penghisapan yang dilakukannya.

I. NILAI  LEBIH
Upah adalah jumlah uang yang dibayar oleh kapitalis untuk waktu kerja tertentu. Yang dibeli kapitalis dari buruh adalah bukan kerjanya melainkan tenaga kerjanya. Setelah ia membeli tenaga kerja buruh, ia kemudian menyuruh kaum buruh untuk selama waktu yang ditentukan, misalnya untuk kerja 7 jam sehari, 40 jam seminggu atau 26 hari dalam sebulan (bagi buruh bulanan).
Tetapi bagaimana kapitalis atau (pemerintah dalam masyarakat kapitalis) menentukan upah buruhnya sebesar 591.000 perbulan (di DKI misalny) atau 20 ribu per hari (untuk 7 jam kerja misalnya)? Jawabanya karena tenaga kerjanya adalah barang dagangan yang sama nilainya dengan barang dagangan lain. Yaitu ditentukan oleh jumlah kebutuhan sosial untuk memproduksikannya (cukup agar buruh tetap punya tenaga untuk bisa terus bekerja). Yaitu kebutuhan hidupnya yang penting yaitu kebutuhan pangan (Misalnya 3 kali makan), sandang (membeli pakaian, sepatu dll) dan papan (biaya tempat tinggal) termasuk juga untuk untuk menghidupi keluarganya. Dengan kata lain cukup untuk bertahan hidup, dan sanggup membesarkan anak-anak untuk menggantikannya saat ia terlalu tua untuk bekerja, atau mati. Lihat misalnya konsep upah minimum yang ditetapkan oleh pemerintah.
Jadi upah yang dibayarkan oleh kapitalis bukanlah berdasarkan berapa besar jumlah barang dan keuntungan yang diperoleh kapitalis. Misalnya saja sebuah perusahan besar (yang telah memperdagangkan sahamnyadi pasar saham) sering mengumumkan keuntungan perusahaan selama setahun untung berapa ratus milyar. Tetapi dari manakah keuntungan ini di dapat? Jelas keuntungan yang didapat dari hasil kegiatan produksinya. Tetapi yang mengerjakan produksi bukanlah pemilik modal melainkan para buruh yang bekerja di perusahaannya lah yang menghasilkan produksi ini. Yang merubah kapas menjadi banang, merubah benang menjadi kain, merubah kain menjadi pakaian dan semua contoh kegiatan produksi atau jasa lainnya. Kerja kaum buruh lah yang menciptakan nilai baru dari barang-barang sebelumnya.
Contoh sederhana misalnya : Seorang buruh di pabrik garmen dibayar 20.000 untuk kerja selama 8 jam sehari. Dalam 8 jam kerja ia bisa menghasilkan 10 potong pakaian dari kain 30 meter. Harga kain sebelum menjadi pakaian permeternya adalah 5000 atau 150.000 untuk 30 meter kain. Sementara untuk biaya benang dan biaya-biaya produksi lainnya (misalnya listrik, keausan mesin dan alat-alat kerja lain) dihitung oleh pengusaha sebesar 50.000 seharinya. Total biaya produksi adalah 20.000 (untuk upah buruh) + 150.000 (untuk kain) + 50.000 (biaya produksi lainnya) sebesar 220.000. Tetapi pengusaha dapat menjual harga satu kainnya sebesar 50.000 untuk satu potong pakian atau 500.000 untuk 10 potong pakaian di pasaran. Oleh karena itu kemudian ia mendapatkan keuntungan sebesar 500.000 – 220.000 = 280.000.
Jadi kerja 8 jam kerja seorang buruh garmen tadi telah menciptakan nilai baru sebesar sebesar 240.000. Tetapi ia hanya dibayar sebesar 20.000. Sementara 220.000 menjadi milik pengusaha. Inilah yang disebut nilai lebih. Padahal bila ia dibayar 20.000, ia seharusnya cukup bekerja selama kurang dari 1 jam dan dapat pulang ke kontrakannya. Tetapi tidak, ia tetap harus bekerja selama 8 jam karena ia telah disewa oleh pengusaha untuk bekerja selama 8 jam. Jadi buruh pabrik garmen tadi bekerja kurang dari satu jam untuk dirinya (untuk menghasilkan nilai 20.000 yang ia dapatkan) dan selebihnya ia bekerja selama 7 jam lebih untuk pengusaha (220.000).
 Kapitalisme telah terbukti tidak mampu mensejahterahkan rakyat pekerja, dan rakyat miskin bukan saja di negeri-negeri miskin dunia III melainkan juga kini di negri-negeri dunia I. Tingkat kesejahteraan rakyat pekerja di negeri-negeri dunia I telah merosot. Wajar kemudian bila kemudian mulai bangkitnya perlawanan baik dari kaum buruh, pemuda, mahasiswa, perempuan, aktivitis lingkungan menentang keberadaan kapitalisme. Begitu pula halnya di negeri-negeri miskin dunia III, mulai menyadari bahwa perjuangan kaum buruh tidak dapat dilakukan hanya sebatas perjuangan menuntut perbaikan upah semata tanpa menghapuskan akar dari penghisapand dan kemiskinan serta ketidakadilan yaitu sistem kapitalisme. Perjuangan harus ditujukan untuk melakukan perjuangan politik yaitu untuk demokrasi rakyat miskin dan perjuangan untuk sebuah sistem masyarakat yang adil yaitu SOSIALISME

NB :
a. Faktor-Faktor Produksi terbagi menjadi 3, yaitu
- Alat-alat kerja, ialah suatu benda yang membantu untuk memperoleh hasil produksi.
- Sasaran kerja, ialah material-material yang digunakan untuk memperoleh hasil produksi.
- Tenaga kerja, ialah Manusia yang mengoprasikan Alat Kerja untuk memperoleh Hasil Produksi.
b. Hubungan produksi, ialah hubungan anatar pemilik alat-alat produksi dengan tenaga produktif untuk menghasilkan suatu produksi.
c. Sistem Ekonomi Politik, ialah cara-cara memperoleh kebutuhan.

B. Kesimpulan
Berubahan dan berkembangnya masyarakat itu ditentukan dari cara mereka memproduksi barang-barang material. Cara mereka memproduksi itu ditentukan dari alat-alat produksi dan tenaga produktif berubah dan perkembangnnya alat-alat produksi dan tenaga produktif akan menentukan hubungan produksi yang selanjutya menentukan sistem ekonomi politik masyarakat.
Karena sistem ekonomi politik mempengaruhi keadaan sosial masyarakat seperti budaya, kebiasaan-kebiasaan dan norma-norma. Perkembangan sistem ekonomi politik dari komunal primitif hingga kapitalis mengalami perubahan keadaan masyarakat yang tadi nya sosialis humanity (manusia yang memanusiakan manusia) menjadi exploitation de human par human and de nation par nation (penghisapan oleh manusia antar manusia dan oleh bangsa antar bangsa).
Jika melihat Falsafah Kehidupan berbangsa dan bernegara sudah jelas bahwasannya exploitation de human par human and de nation par nation (penghisapan oleh manusia antar manusia dan oleh bangsa antar bangsa) itu tidak sesuai dengan nilai-nilai yang terdapat pada Pancasila karena menurut Bung Karno Pancasila itu menantang exploitation de human par human and de nation par nation (penghisapan oleh manusia antar manusia dan oleh bangsa antar bangsa) karena pada dasarnya Pancasila ialah Ideologi Bangsa yang memanusiakan manusia.
-Pancasila Abadi-


Share:

Sejarah Satuan Pelajar dan Mahasiswa dan Satuan Pelajar dan Mahasiswa Pemuda Pancasila Kom. Untirta

Materi I
Tentang Pemuda Pancasila

1.1 Sejarah Pemuda Pancasila

Awal Tonggak Sejarah

Organisasi Pemuda Pancasila dideklarasikan berdirinya pada 28 Oktober 1959 di Medan, Sumatra Utara. Adalah Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI) yang membidani kelahiran organisasi tersebut. IPKI merupakan sayap politik dari para petinggi militer yang masih aktif dalam kedinasan. Tokoh-tokoh pendirinya adalah Ahmad Yani, Abdul Harris Nasution, Gatot Subroto dan masih banyak lagi. Mereka tidak dapat langsung bermain di kancah politik, karena memang undang-undang melarang militer aktif melakukan kegiatan politik praktis.
IPKI dilahirkan guna mengemban tugas mulia yakni melindungi NKRI dari rongrongan bahaya laten komunis yang kala itu dimotori oleh PKI. Setiap gerakan PKI selalu dikontrol dan dibayang-bayangi oleh IPKI. Ketika PKI melakukan manuver politik dengan mendirikan organisasi Pemuda Rakyat, dengan sigap IPKI mendirikan organisasi Pemuda Pancasila pada 28 Oktober 1959.

Sejak awal berdirinya, Pemuda Pancasila tidak pernah sepi dari gerakan untuk menjaga dan melestarikan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara. Ketika Pancasila dalam ancaman dan hendak dirongrong oleh barisan Pemuda Rakyat beserta kekuatan PKI, dengan sigap kader-kader Pemuda Pancasila tampil sebagai perisai penyelamat. Sekitar tahun 1965 ketika PKI gencar menelusup di segenap sendi kehidupan masyarakat, kerap berhadapan secara fisik dengan anggota Pemuda Pancasila. Sejarah mencatat beberapa kali terjadi bentrokan fisik yang menewaskan anggota organisasi dari kedua belah pihak. Peristiwa gugurnya kader-kader Pemuda Pancasila itu dicatat sebagai peristiwa heroik yang dijadikan api semangat dalam menegakkan panji-panji organisasi.

Ikrar Pemuda Pancasila :

Kami Pemuda Pancasila bersumpah:
1. Bertanah Air satu, Tanah Air Indonesia
2. Berbangsa Satu, Bangsa Indonesia
3. Berbahasa Satu, Bahasa Indonesia
4. Berideologi satu, Ideologi Pancasila

1.2 Profil dan Tokoh Pemuda Pancasila


KRMH (Kanjeng Raden Mas Haryo) H. Japto Soerjo Soemarno, SH
Ketua Presidium Pemuda Pancasila Majelis Pimpinan Nasional
(Solo, 16 Desember 1949)

Materi II

Tentang SAPMA Pemuda Pancasila



Tonggak Sejarah Lembaga Intelektual Satuan Pelajar, Siswa dan Mahasiswa Pemuda Pancasila

Seperti yang sudah disebutkan diatas, Pemuda Pancasila memperbanyak lembaganya guna mencetak kader-kader yang berkualitas, agar nantinya bisa bermanfaat bagi masyarakat banyak. Salah satunya adalah Satuan Siswa, Pelajar, dan Mahasiswa Pemuda Pancasila.

Lembaga sayap Pemuda Pancasila ini, pertama kali didirikan pada 20 Mei tahun 1988 di Medan, Sumatera Utara (Tercantum dalam Rancangan Anggaran dasar dan Anggaran Rumah Tangga Satuan Pelajar dan Mahasiswa pemuda pancasila BAB 1 pasal 2 tentang Waktu). Lembaga Pemuda Pancasila yang berisikan kaum-kaum intelek ini lahir dari hasil RAPIM Pemuda Pancasila yang saat itu, mereka (pemimpin Pemuda Pancasila saat itu) mulai mengakui kebutuhan akan kaderisasi kaum intelektual dalam tubuh Pemuda Pancasila.

Nama yang tercetus pada waktu itu adalah Satuan Mahasiswa (SATMA). Pada saat itu, Pemuda Pancasila melakukan kaderisasi yang lumayan hebat pada para mahasiswa/i di Indonesia. Kenapa harus mahasiswa pada saat itu? Jelas, mahasiswa saat itu memegang peranan penting dalam semua pergerakan di Indonesia. Kemampuan dan keterampilan mereka tentang organisasi dan negara saat itu sudah tidak diragukan lagi.

Pada Tahun 1990, lahir sebuah gagasan baru tentang pengkaderan kaum intelek di tubuh Pemuda Pancasila. Para petinggi-petinggi organisasi saat itu mulai menyadari akan 'taring' para pelajar di Indonesia. Loyalitas dan militansi mereka tidak diragukan lagi. Pemuda Pancasila butuh jiwa-jiwa muda yang punya militansi tinggi terhadap organisasi. Maka mulai saat itulah, Satuan Mahasiswa (SATMA) berubah nama menjadi Satuan Pelajar dan Mahasiswa (SAPMA).

Pada tahun selanjutnya, booming SAPMA di Indonesia terjadi. SAPMA menjadi OKP yang tumbuh besar. Banyak mencetak kader-kader berkualitas. SAPMA pun mulai dipandang sebagai sebuah lembaga yang berperan penting dalam perkembangan Pemuda Pancasila.
Tahun 2005, ruang lingkup kaderisasi SAPMA pun diperlebar. Pelajar dan Mahasiswa saja kurang mewakili pemuda-pemuda intelektual tinggi di Indonesia. Maka, saat itu ruang lingkup SAPMA ditambah dengan adanya Siswa (para pemuda/i yang tidak menjalani pendidikan formal) sebagai bagian dari lembaga ini.

Struktural kepemimpinan dalam lembaga SAPMA Pemuda Pancasila ini terdiri atas:
1. Pimpinan Nasional (PN)
2. Pimpinan Wilayah (PW)
3. Pimpinan Cabang (PC)
4. Komisariat
5. Komisariat Gabungan

Materi III
Tentang SAPMA Pemuda Pancasila Komisariat Untirta


1.1 Sejarah Lahirnya SAPMA Pemuda Pancasila Komisariat Untirta
HISTORIS SAPMA BANTEN
Booming Lembaga SAPMA Pemuda Pancasila sampai juga di tanah Banten, termasuk Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, yang terletak di Kota Serang Provinsi Banten.
Sebagai Universitas Negeri yang terletak di Banten, organisasi-organisasi Nasional berkembang besar di kampus ini. Hal ini dikarenakan, adanya hasrat yang tinggi dari para mahasiswa/i akan hadirnya suatu organisasi yang mampu membangun pola pikirnya guna menjadikan dirinya individu yang siap dan mampu menjawab tantangan setelah lulus dan menjadi seorang sarjana.

Lembaga SAPMA Pemuda Pancasila Untirta terbentuk kembali (setelah lama ‘tertidur’ lelap) atas cetusan dari seorang petinggi MPC Pemuda Pancasila Kabupaten Serang, bernama Ali Soero, yang juga Founding Father dari Front Aksi Mahasiswa (FAM) Banten. Beliau menyadari akan besarnya antusiasme dan pengaruh postif apabila lembaga ini dibentuk di Untirta. Lalu terpilihlah Rizaldi ‘Jadul’ Mandiri menjadi Ketua SAPMA Pemuda Pancasila Komisariat Untirta. Dibantu oleh beberapa orang berpengalaman dibidangnya, Rizaldi mampu mengembangkan lembaga ini di masa perkembangan awal. Beliau mampu membentuk kader-kader militannya dalam mengembangkan SAPMA Pemuda Pancasila di Untirta. Kepengurusan yang solid dan militan menjadi ciri khas utama dari kepemimpinan ala Rizaldi. Pembentukan awal karakter SAPMA Pemuda Pancasila Komisariat Untirta berhasil dilakukan. Namun, sayangnya, masih banyak peristiwa-peristiwa yang mencoreng nama lembaga ini terjadi (kasus pemukulan salah satu mahasiswa Untirta, Chaosing di Kantin Belakang, hubungan tidak baik dengan salah satu organisasi di Untirta, dll).

Pada pertengahan tahun 2011, Rizaldi mengikuti seleksi CaBa, dan diterima sebagai Polisi. Secara otomatis, tonggak kepemimpinan saat itu kosong. SAPMA Komisariat Untirta kembali ‘tertidur’.

Didasari oleh jiwa militansi dan komitmen yang kuat, seorang senior SAPMA Pemuda Pancasila PC Kabupaten Serang, yang bernama Abdul Mukhith dan Ardi Kurniadi, serta Tia memutuskan untuk mengadakan Rapat Pleno guna menyelamatkan lembaga ini agar tetap bersinar di Untirta.

Dalam rapat pleno yang diadakan di bulan Februari 2011, terbentuklah kepengurusan baru dalam tubuh SAPMA Pemuda Pancasila Komisariat Untirta, dan terpilih Iqbal Makmur sebagai Ketua baru lembaga Pemuda Pancasila ini secara aklamasi dengan beberapa pertimbangan dari para senior.

Dibantu dengan Ryan Bermana selaku sekjen saat itu dan beberapa kawannya, Iqbal kembali mengumpulkan ‘puing-puing’ organisasi ini yang saat itu sedang mati suri. Membangun hubungan yang baik dengan beberapa organisasi (internal maupun eksternal) yang ada di Untirta, serta membangun citra positif adalah hal yang dilakukan pertama pada kepemimpinan ini.

Pada akhirnya organisasi Sapma Pemuda Pancasila Komisariat Untirta dari tahun 2012 sampai saat ini (2016) sudah mulai aktif kembali untuk tetap mengibarkan sayap di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, sehingga SAPMA PP Komisariat Untirta mempunyai tujuan terhadap kader-kader yaitu mencerdaskan bangsa, unggul dalam intelektual, anggun dalam moral sehingga menjadi pemuda serta pemudi yang memiliki sifat dan berjiwa pancasilais.

POKOK-POKOK PERJUANGAN SAPMA PP UNTIRTA
1. Membentuk kader yang pancasilais, memiliki etika dan moral, yang unggul dalam intelektual serta yang progresif revolusioner.
2. Ikut aktif untuk menjadi pelopor perjuangan pergerakan mahasiswa.
3. Aktif  dalam membangun persatuan gerakan rakyat di segala sektor untuk mewujudkan demokrasi pancasila.
4. Aktif dalam mengkampanyekan programatik perjuangan organisasi.

PRINSIP ORGANISASI SAPMA PP UNTIRTA
1. Kekeluargaan : Organisasi sapma pp untirta dibangun dari azas kekeluargaan untuk itu sifat kekeluargaan adalah prinsip penting didalam organisasi ini.
2. Kritik dan self kritik : evaluasi dalam setiap kerja-kerja organisasi adalah hal yang maju dalam organisasi guna memperbaiki kesalahan-kesalahan organisasi, agar organisasi menjadi lebih baik dan agar terbangun nya budaya demokratis dan ilmiah didalam organisasi.
3. Sentralisme Demokrasi : keputusan tertinggi berada di tangan struktural melalui mekanisme musyawarah mufakat kolektif, dari hasil laporan, usulan dan pandangan yang objektif ilmiah dari seluruh kader.

PROGRAMATIK PERJUANGAN ORGANISASI (isu ideologis organisasi)
Yang dirumuskan dari hasil kajian internal sesuai keadaan ekonomi politik Negara Indonesia dan solusi yang didapatkan dari nilai-nilai pancasila, yang menjabarkan  nilai sosio-Nasionalisme dan sosio-Demokrasi.
1. Nasionalisasi aset.
Sumber daya alam yang pokok harus di kuasai sepenuh nya oleh Negara sesuai dengan amanah UUD 1945 pasal 33 untuk mensejatrakan kehidupan rakyat, yang kemudian mengarah pada pembangunan industri nasional yang dapat menyerap tenaga kerja Indonesia dan mendapat kan upah yang layak sesuai dengan kerja nya. Ini adalah salah satu subtansi dari nilai sosio-nasionalis dimana kekuasan ekonomi harus berada di tangan Negara yang arti nya Negara mampu berdiri di kaki sendiri tanpa harus ketergantungan kepada Negara imprealis (Berdikari Secara Ekonomi) agar Negara tidak dapat di intervensi oleh Negara imprealis dalam menentukan kebijakan –kebijakan nya (berdaulat secara politik).

2. Bangun ekonomi kerakyatan.
Ekonomi kerakyatan yang dimaksud adalah kebijakan ekonomi Negara berpihak kepada rakyat kecil atau rakyat menengah kebawah isu ideologis ini di rumuskan dari hasil keadaan Indonesia yang menganut demokrasi borjuis yang hanya memberikan kesetaraan di bidang politik tetapi memelihara ketidak setaran di bidang ekonomi akibat nya, walaupun secara politik orang diakui sama tetapi pada dasar nya secara ekonomi mereka terbelah menjadi dua antara pemilik alat produksi dan klas pekerja. Akibatnya dalam praktek karena kekuasaan ekonomi hanya dikuasi oleh kaum borjuis atau pemilik modal maka kekuasaan politik atau parlemenpun dikuasi oleh mereka yang memiliki modal karena ekonomi adalah pangkal berdirinya politik. Untuk itu ekonomi kerakyatan harus dibangun agar masyarakat Indonesia memiliki kesetaran di bidang ekonomi, dengan memberikan modal kepada pengusaha menegah kebawah, membangun koprasi yang berperinsip demokrasi kerakyatan dan memmbangun industry nasional.

3. Wujudkan pendidikan gratis, demokratis dan berkebudayaan.
Yang dimaksud Pendidikan gratis, demokratis dan berkebudayaan yaitu Dimana penghapusan segala bentuk pungutan atau biaya dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi.
Kemudian yang di maksud pendidikan yang demokratis iyalah dimana murid di berikan kebebasan berfikir yang menjadi dasar dari pendidikan, dimana dalam praktek nya guru tidak selalu benar dan murid tidak selalu salah guru pun harus mau dikritik dan mengakui kesalahan nya.
Pendidikan yang berkebudayaan dimaksudkan pendidikan yang tidak konserfatif tetapi pendidikan yang mengajarkan tentang nilai-nilai etika moral, dan budaya bangsa Indonesia yang beradab bangsa yang memanusiakan manusia, serta tidak berorientasi hanya pada nilai menjadi bangsa yang konsumtif tetapi menjadi bangsa yang kreatif mampu menciptakan hal baru atau menyempurnakan hal yang sudah ada.
Pendidikan menjadi hal penting dalam kemajuan sebuah Negara karena disini lah proses kaderisasi regenerasi pemimpin bangsa yang harus lebih berkualitas dari pemimpin sebelum nya guna kemajuan suatu Negara.
Banyak permasalahan yang lahir dari sebuah sistem pendidikan yang Liberal pengangguran, kemiskinan dan anak-anak indonesia yang putus sekolah atau tidak mendapatkan pendidika diakibatkan oleh tidak terrealisasi kan nya
Amanat UUD 45 didalam pembukaan nya yang berbunyi “mencerdaskan kegidupan bangsa” dan didalam pasal 31 ayat 1 dan 2 yang berbunyi “ setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan dan pemerintah wajib mengusahakan dan menyediakan pendidikan bagi segenap warga negara nya” hanya menjadi sebuah cita-cita bangsa indonesia yang tidak terealisasikan karena kenyataan nya pada hari ini pemerintah tidak sungguh-sungguh untuk mencerdaskan kehidupan bangsanya, terbukti dengan banyaknya anak-anak yang putus sekolah, anak-anak yang tidak dapat mengenyam pendidikan dikarenakan mahal nya biyaya pendidikan, mahal nya biaya pendidikan itu dikarenakan privatisasi pendidikan yang dilakukan oleh kapitalis yang akhirnya melahirkan komersialisasi dibidang pendidikan.
menjadikan pendidikan sebagai salah satu jasa yang diperjual belikan, ini diakibatkan dibuka nya keran untuk kapitalis internasional melakukan investasi modal yang liberal, yang menjadikan aset-aset vital negara diprivatisasi oleh asing salah satu nya adalah pendidikan. Keadaan itu dimulai dari zaman orba, modal asing AS, Inggris, jepang dll gencar masuk keindonesia. Oleh karena nya modal asing ini membutuhkan instrumen pendukung guna melanggengkan dan mengembangkan kapital industri di indonesia. Industrialisasi asing ini sangat membutuhkan tenaga-tenaga terampil lulusan perguruang tinggi, maka seketika itu pendidikan menjadi lahan industri strategis yang berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi negara-negara imprealis-kapitalis, dengan mencetak tenaga-tenaga kerja bagi perusahaan-perusahaan swasta milik asing.  Sedikitnya ada dua permasalahan didalam dunia pendidikan kita saat ini yang memang sudah di skenariokan oleh kaum imprealis kapitalis, permasalahan nya yaitu:
1) Mahalnya biaya pendidikan yang itu arti nya hanya orang kaya saja yang dapat mendapatkan pendidikan, sehingga terjadi ketidak merataan pendidikan yang didapatkan seharus nya oleh seluruh rakyat indonesia sesuai dengang amat UUD 1945.
2) Kurikulum pendidikan yang di seting oleh asing untuk membuat rakyat indonesia menjadi tenaga kerja murah sesuai kebutuhan pasar dan juga menjadikan terkondisikan nya mahasiswa dikarenakan pembatasan waktu kuliah yang sekarang mahasiswa hanya diberikan waktu selama 5 tahun untuk kuliah, yang akhirnya melemahkan peran mahasiswa ditengah masa rakyat yang sejatinya mahasiswa harus menjadi pelopor bagi rakyat untuk melakukan suatu perubahan, karena sistem itulah yang akhirnya  menjadikan mahasiswa hanya berorientasi untuk segera LULUS dari kampus.
Ini semua yang kemudian menjauhkan esensi pendidikan, seharus nya pendidikan melahirkan sebuah kesadaran kritis yang dimana melihat suatu sumber masalah dari aspek sistem, yang artinya rakyat mampu mengidentivikasi masalah yang sedang dihadapinya dan pada akhirnya mampu  membebaskan diri dari penindasan. Untuk mencapai itu dibutuhkan suatu sistem pendidikan demokrasi yang memberikan  kebebasan kepada setiap individu nya untuk mengenyam pendidikan sesuai dengan kemampuan dan kemauan nya. Jangan memaksa seekor monyet untuk berenang dan jangan mengajari ikan untuk memanjat pohon.
Menurut bapa pendidikan indonesia KI hajar dewantara “pendidikan seharusnya menjadikan individu manusia menjadi pencipta bukan menjadi konsumtif” yang maksudnya yaitu pendidikan adalah suatu proses dimana manusia belajar untuk menciptakan hal baru atau menyempurnakan hal yang sudah ada.
Kita sebagai manusia yang sadar harus mampu menularkan kesadaran ini kepada seluruh rakyat indonesia untuk sama-sama berjuang demi terciptanya pendidikan yang demokratis dan berkebudayaan agar setiap orang yang mendapatkan pendidikan khususnya mahasiswa sadar untuk melakukan pengabdian kepada rakyat guna mempercepat tercapai nya keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.

4. Pemerataan pembangunan insfrastruktur sesuai kebutuhan rakyat
Dalam pembangun infrastruktur yang dilakukan Negara hari ini lewat program rencana pembangunan jangka menengah nasional RPJMN  tidak sesuai dengan kebutuhan rakyat, malah cenderung hanya menguntungkan korporasi seperti reklamasi teluk Jakarta dengan dibuat nya 17 pulau yang menggusur lebih dari 10.000 masyarakat kampong nelayan, atau pembebasan lahan pertanian di daerah-daerah, hal ini hanya akan mengakibatkan muncul nya pengangguran baru, karena hilang nya mata pencaharian mereka akibat pembangunan yang dilakukan Negara sekaligus mengancam ketahanan pangan negara. Untuk itu sapma pp untirta mendorong pemerataan pembangunan sesuai kebutuhan rakyat, seperti jalur distribusi untuk petani-petani dipedalaman untuk menjual hasil pertanian nya, jadi setiap rencana pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah harus memperhatikan dampak nya terhadap masyarakat sekitar.

5. Kesehatan gratis dan berkualitas
Kesehatan menjadi kebutuhan primer sama seperti pendidikan untuk itu program kesehatan gratis, semua golongan harus digratiskan dari biaya rawat inap, konsultasi dan jasa dokter atau medis, dan obat-obatannya. Walaupun saat ini ada program BPJS tetapi dalam praktek masih terdapat pembedaan pelayanan antara orang kaya dan miskin untuk itu bukan hanya penggeratisan biaya tetapi dari pelayanan rumah sakitpun harus berkualitas, selain itu BPJS sendiri system nya sama seperti perusahaan asuransi yang bertujuan mengincar provit. Program belas kasihan dengan dalih menggratiskan untuk yang miskin saja hanyalah menciptakan sumber penyelewengan dan korupsi baru. Ditengah standarisasi ukuran kemiskinan yang beraneka ragam dan sarat kepentingan politis adalah jauh lebih sulit menghitung jumlah orang miskin ketimbang orang kaya. Propaganda dari intelektual dan birokrat antek-antek imperialis yang menyatakan bahwa subsidi harus tepat sasaran adalah pura-pura tidak tahu persoalan dan menipu rakyat. Ada seribu macam instrument kebijakan yang dapat digunakan untuk menarik kembali subsidi yang jatuh pada golongan yang dinyatakan orang kaya ketimbang muluk-muluk menyatakan bahwa subsidi hanya untuk orang miskin –yang standar kemiskinannya telah direndahkan sedemikian rupa. Sehingga yang terjadi adalah orang miskin justru dijadikan industri dan komoditi oleh segelintir kaum pemodal dan birokrat korup.
 
TUJUAN ORGANISASI SAPMA PP UNTIRTA
MEWUJUDKAN KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA MELALUI TRIDARMA PERGURUAN TINGGI
sesuai dengan bunyi sila keliama pancasila karena inilah sebenarnya tujuan akhir dari pada di bangun nya Negara Indonesia merdeka, karena Indonesia merdeka hanya menjadi jembatan emas untuk mencapai masyarakat sosialis Indonesia yang bebas dari penghisapan manusia atas manusia dan bangsa atas bangsa. Namun sebelum sampai kepada keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia terlebih dulu kita harus melalui tahap-tahap objektif revolusi, Seperti yang di Ungkap Bung Karno syarat-syarat untuk dimulainya  Revolusi Sosialis. Syarat-syarat itu, anatara lain, memajukan teknik atau industrialisasi, mencerdaskan kehidupan rakyat, mendorong demokratisasi seluas-luasnya dan membangun mental serta kepribadian sebagai sebuah bangsa. Gagasan trisakti ini yang mencita-citakan sebuah negara nasional yang berdaulat di bidang politik, berdikari secara ekonomi dan berkepribadian secara budaya, sebetulnya ini berada ditahapan nasional demokratis. Trisakti ialah jalan untuk mewujudkan cita-cita sosialis Indonesia. Secara politik orang diakui sama serta segala urusan ekonomi dan politik harus dikerjakan oleh rakyat, dengan rakyat dan untuk rakyat. Agar itu dapat terwujud, maka rakyat harus menguasai ekonomi dengan demokrasi dilapangan ekonomi. Sebab, ekonomi merupakan pangkal bagi kehidupan politik dan sosial budaya, siapa saja yang menguasai sumber-sumber ekonomi maka dia pula yang berjaya dilapangan politik dan sosial budaya. Maka dari kekuasaan ekonomi seperti sumber daya alam harus ada ditangan negara untuk kesejahteraan rakyat  sesuai dengan, kekuasaan ekonomi sebagai basis struktural untuk menciptakan kekuasaan politik yang berdaulat dan terciptanya tatanan sosial yang berkebudayaan indonesia. Bung Karno mendefinisikan Sosialisme sebagai adanya kepemilikan terhadap pabrik-pabrik atau alat produksi secara kolektif, industrialisme yang kolektif dan distribusi yang kolektif.
Untuk itu SAPMA PP Komisariat UNTIRTA memiliki cita-cita politik yang sesuai dengan apa yang dicita-citakan oleh Bangsa Indonesia yaitu untuk menciptakan masyarakat adil dan makmur tanpa pengisapan manusia antar manusia dan bangsa antar bangsa.

Struktural Kepemimpinan SAPMA Pemuda Pancasila Komisariat Untirta 2012-2013

1. Ketua : Nirwamudin D.N.E
2. Wakil Ketua : Rahmatullah Syam’un
3. Sekretaris Jendral : Tb. Bagja Pratama
4. Bendahara 1 : Rivani Haeresti Panjaitan
5. Dan beberapa bidang yang dibutuhkan

Struktural Kepemimpinan SAPMA Pemuda Pancasila Komisariat Untirta 2013-2014
 
1. Ketua : Mochammad Syarifain
2. Wakil Ketua : Irfan Iskandar
3. Sekretaris Jendral : Rizky Arifianto
4. Wakil SekJen : M. Fajar P
5. Bendahara : Bayu Anggodo
6. Dan beberapa bidang yang dibutuhkan

Struktural Kepemimpinan SAPMA Pemuda Pancasila Komisariat Untirta 2014-2015

1. Ketua : Abdurrazak Natamiharsa
2. Waki Ketua : Ikhlasul Amal
3. Sekretaris jendral : Boy Indra Gelang
4. Wakil Sekjen : Nilam Diniatika
5. Bendahara : Windiyawati
6. Dan beberapa bidang yang dibutuhkan



Struktural Kepemimpinan SAPMA Pemuda Pancasila Komisariat Untirta 2015-2016

1. Ketua : Rizky Arifianto
2. Wakil Ketua : TB. Rizalul Aziz
3. Sekretaris Jendral : Raymond Surya
4. Wakil Sekjen : Rizki Mahardika
5. Bendahara : Nur Fitri ba’aqi
6. Dan beberapa bidang yang dibutuhkan

Arti Lambang SAPMA Pemuda Pancasila Komisariat Untirta

1. Gambar sayap berwarna Merah-Putih
Menggambarkan berkembangnya organisasi ini untuk Indonesia.
2. 10 helai bulu berwarna Merah pada sayap
Mewakili 10 Jendral pendiri IPKI (Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia).
3. 16 helai bulu berwarna Putih pada sayap
Mewakili 16 pengurus awal/founding brother SAPMA Pemuda Pancasila Komisariat Univ. Sultan Ageng Tirtayasa.
4. Logo Perisai SAPMA Pemuda Pancasila
Menggambarkan bahwa SAPMA Pemuda Pancasila Komisariat Untirta berpegang teguh pada Pancasila serta Undang-Undang Dasar 1945 dan AD/ART Pemuda Pancasila serta Peraturan Organisasi SAPMA Pemuda Pancasila.
5. Pita Putih bertuliskan Pancasila Abadi berwarna Merah
Menunjukan bahwa SAPMA Pemuda Pancasila Komisariat Untirta berani untuk melindungi kesucian Pancasila.
6. Tulisan Hitam Komisariat Universita Sultan Ageng Tirtayasa
Menunjukan identitas diri sebagai mahasiswa Unv. Sultan Ageng Tirtayasa.

Share:

Activity

Diberdayakan oleh Blogger.

SAPMA PP KOM UNTIRTA