Pada masa-masa akhir Perang Dunia II, kekalahan
Jepang pada sekutu dalam perang Pasifik tak lagi bisa disembunyikan. Hal ini
mendesak Jenderal Kuniaki Koisi yang saat itu menjabat sebagai Perdana Menteri
Jepang untuk mengumumkan sebuah rencana untuk Indonesia ke depannya pada
tanggal 7 September 1944. Hal yang diumumkan oleh Koisi ternyata adalah sebuah
rencana untuk memerdekakan Indonesia ketika Jepang berhasil memenangkan perang
Asia Timur, berharap pengumuman ini akan membuat Indonesia berpikir bahwa pasukan
Sekutu adalah perenggut kemerdekaan mereka. Alasan mengapa Jepang
membuat inisiatif seperti ini ialah karena kekuatan Jepang sangat lemah, akibat
pusat pemerintahan Jepang saat itu di bom atom oleh sekutu. Dengan mengimingi
Indonesia merdeka berharap rakyat Indonesia mendukung Jepang dalam perang
dunia.
Bibit yang akan membentuk lahirnya
pancasila sebagai ideologi dan dasar negara Indonesia muncul ketika pada 1
Maret, Kumakichi Harada memberitahukan tentang pembentukan badan yang bertugas
menyelidiki usaha persiapan kemerdekaan dengan nama Dokuritsu Junbi Cosakai
(Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau disingkat BPUPKI). Ketika BPUPKI secara
resmi dibentuk pada 29 April 1945, yang ditunjuk menjadi ketua adalah Radjiman
Wedyodiningrat, didampingi oleh Raden Pandji Soeroso dan satu orang Jepang
sebagai wakil ketuanya. Soeroso sendiri sebenarnya memegang posisi ganda, yaitu
sebagai kepala sekretariat BPUPKI bersama Abdoel Gafar dan Masuda Toyohiko.
Ketika didirikan, BPUPKI memiliki 67 anggota dengan 7 diantaranya merupakan
orang Jepang yang tidak memiliki hak suara.
A.
29
Mei 1945. Sidang pertama BPUPKI yang dimana Muh. Yamin mencetuskan dasar Negara
dalam pidatonya yang berisi :
a. Peri
kebangsaan
b. Peri
kemanusiaan
c.
Peri ketuhanan
d. Peri
kerakyatan
e.
Peri kesejahteraan
Muh.
Yamin juga mencetuskan dasar Negara tetapi bukan dalam pidatonya tetapi melalui
tulisannya yang berbeda dalam pidatonya, isi tulisan tersebut ialah
a. Ketuhanan
yang Maha Esa
b. Kebangsaan
persatuan Indonesia
c.
Rasa kemanusiaan yang adil
dan beradab
d. Kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.
e.
Keadilan social
B.
31
Mei 1945. Dr. Soepomo mencetuskan dasar Negara dalam pidatonya yang berisi :
a. Persatuan
b. Kekeluargaan
c.
Keseimbangan lahir dan
batin
d. Musyawarah
e.
Keadilan rakyat
C.
1
Juni 1945. Ir. Soekarno mencetuskan kembali dasar Negara dalam pidatonya yang
berisi
a. Nasionalisme
b. Internasionalisme
atau peri kemanusiaan
c.
Mufakat demokrasi
d. Kesejahteraan
social
e.
Ketuhanan yang
berkebudayaan
Soekarno
memberi nama dasar negara ini dengan pancasila. Dan pada saat yang bersamaan
soekarno mengemukakan pendapat ”Jika
pancasila terlalu banyak maka saya bisa memerasnya menjadi trisila” dan isi trisila tersebut
ialah :
a.
Sosio
Nasionalisme
Sosio-nasionalisme
adalah “nasionalisme masyarakat”, nasionalisme yang mencari selamatnya seluruh
masyarakat dan nasionalisme yang bertindak sesuai haknya dan batasnya
masing-masing . Artinya, nasionalisme yang dijalankan atas dasar kepentingan
masyarakat secara keseluruhan. Untuk mencapai tahapan sosio-nasionalis,
pemerintah harus terlebih dahulu merebut kekayaan sumber daya alam Indonesia
yang saat ini dikuasai bangsa asing.
Konsep
sosio-nasionalisme lahir akibat jiwa cinta terhadap manusia yang tak mau adanya
penindasan dan penghisapan dalam kehidupan berbangsa dan bertanah air. Dengan
menggunakan konsep ini, maka sudah pasti masyarakat mampu menghadapi konsep
penindasan gaya baru.
b.
Sosio
Demokrasi
Secara
sederhana, sosio-demokrasi dapat diartikan sebagai demokrasi masyarakat. Suatu demokrasi
yang berdiri diatas dua kaki dalam masyarakat, tidak tunduk pada kepentingan
satu kelompok saja. Sosio-demokrasi adalah demokrasi sejati yang mandiri secara
ekonomi dan berdaulat secara politik.
Suatu bentuk demokrasi yang tidak hanya focus pada kesetaraan politik belaka,
melainkan juga melirik masalah kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh. Untuk
mencapai titik sosio-demokrasi, pemerintah setelah merebut kekuasaan sumber
daya alam kemudian menyerahkan semua kekayaan alam Indonesia untuk kesejahteraan
masyarakat dan mencerdaskan masyarakat secara politik.
c.
Berketuhanan
Berketuhanan
lahir karena bung karno melihat nenek moyang bangsa Indonesia sangat
mencerminkan nilai-nilai ketuhanan dan taat akan ajaran agama serta
kepercayaannya. Untuk mencapai titik Berketuhanan, dalam kehidupan, masyarakat
harus bisa menghargai satu sama lain, saling toleransi dengan segala perbedaan
dan menjalankan yang diamanatkan oleh agama dan kepercayaannya.
Dan
pada saat yang bersamaan soekarno kembali mengemukakan pendapat “ Jika trisila
terlalu banyak maka saya bisa memerasnya menjadi ekasila “ dan isi ekasila
tersebut ialah :
a. Gotong Royong
Gotong royong mengapa dijadikan sebagai tombak dalam
serapan pancasila ialah karena dengan melakukan gotong royong, tujuan bangsa
akan tercapai. Gotong royong berarti sama kerja, sama berjuang, sama membantu,
sama berkeringat dan sama berdarah untuk kemajuan Indonesia.
Usulan-usulan
dasar Negara diatas dianggap serius yang menyebabkan terbentuknya panitia
Sembilan yang berisi : Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, Marami Abikoesno, Abdul
Kahar, Agus Salim, Achmad Soebardjo, Mohammad Yamin, dan Wahid Hasjim yang
bertugas memperbaiki dan menyelaraskan hasil usulan-usulan diatas.
D.
22 Juni 1945. Panitia Sembilan mengumumkan
hasil dari rapat panitia Sembilan yang disebut dengan piagam Jakarta, yang
isinya ialah :
a. Ketuhanan
yang menjalankan syariat islam
b. Kemanusian
yang adil dan beradab
c.
Persatuan Indonesia
d. Kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan keadilan
e.
Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia
Dan kemudian pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia
memproklamirkan kemerdekaannya atas jepang. Sore hari setelah memproklamirkan
kemerdekaan perwakilan dari masyarakat dari timur menghubungi Moh. Hatta bahwa
masyarakat timur keberatan atas pancasila, sila pertama yang berisi ketuhanan
yang menjalankan syariat islam. Maka Moh. Hatta menemui Ir. Soekarno dan
membahas perubahan sila pertama.
E.
18
Agustus 1945. Ir. Soekarno merumuskan dasar Negara Indonesia yang berisi
a. Ketuhanan
yang Maha Esa
b. Kemanusian
yang adil dan beradab
c.
Persatuan Indonesia
d. Kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan keadilan
e.
Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia
Pancasila
digali dan diresapi dari nilai-nilai budaya bangsa Indonesia yang kemudian
diambil 5 nilai menjadi dasar filosofi
atau pandangan hidup bangsa Indonesia. Bung karno dan para pencetus dasar
Ideologi bangsa lainnya menggali Pancasila dari kitab sutasoma dan kitab
negarakrtagama yang dikarang oleh mpu tantular dan mpu prapanca.
Dari
kitab-kitab tersebut terselip nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang kemudian
dijadikan pandangan hidup bangsa. Nilai-nilai ini dianggap cocok dijadikan
dasar pandangan hidup bangsa dan Ideologi bangsa karena nilai-nilai ini telah
masyarakat Indonesia implementasikan jauh sebelum bangsa ini terbentuk.
Maka dari
itu, di Indonesia Ideologi Pancasila tak bisa digantikan oleh Ideologi apapun
karena Pancasila telah mencakup ideology agamis, nasionalis dan sosialis
komunis yang bisa menyatukan segala kebhinekaan yang ada di Indonesia.
“kebenaran-kebenaran ini
sebagai suatu yang tidak dapat di-sangkal lagi: bahwa manusia diciptakan dengan
hak yang sama, bahwa mereka diberikan oleh Al Khalik hak-hak tertentu yang tak
dapat diganggu gugat, dan bahwa di antara hak-hak itu terdapat hak untuk hidup,
hak kemerdekaan dan hak mengejar kebahagiaan” -bung karno
Sekali Layar Tekembang Surut Kita Berpantang!
Pancasila! Abadi!
Pancasila! Abadi!
Pancasila! Abadi!
0 komentar:
Posting Komentar